Rabu, 12 Agustus 2015

Sang Bintang School POWER

Standard
Sang Bintang School Power
On Becoming World Class Education (Inspired By Why, What, and How)

Preface
Saya kembali tertarik, merenung, dan berbagi, ketika saya membaca buku Grow with Character The Story, Hermawan Kartajaya, yang akhir-akhir ini saya baca. Banyak hal-hal yang praktis yang saya dapatkan. Terutama dalam hal manajemen strategi yang saya kemudian mempertemukannya dengan dunia pendidikan secara umum dan khususnya di Sang Bintang School yang mengusung visi Indonesia Jenius.
Salah satunya adalah konsep Why, What, and How di Harvard Business School yang menurut Hermawan, konsep inilah hal yang paling hebat baginya. Di knowledge management ini saya kembali berbagi tentang apa yang saya baca, renung, dan pengajaran ang saya lakukan dari buku ini dan kemudian saya kembali mengkonversikannya dengan pembelajaran sebagaimana budaya pendidikan pada masa kejayaan 14 abad yang lalu.
The Power Of Why
Mungkin banyak sekali aktivitas yang kita lakukan, namun bisa jadi aktifitas itu tidak membuat kita lebih semangat dan memunculkan kehebatan bak macan didalam diri kita. Bisa jadi sebagian kita kurang punya alasan yang kuat untuk melakukan aktivitas-aktivitas itu, dalam konteks ini adalah sebagai instruktur. Bisa jadi dalam prosesnya kita sebagai instruktur kuarang semangat yang ditandai dengan sering terlambat dan tidak membuat naratif jurnal atau jurnal pengajaran yang telah kita lakukan.
Materi perkuliahan di SBI (Sang Bintang Institute) tadi malam (5 Juli 2011) adalah The Power SBS. saya mengambil tema ini untuk mengajar perkuliahan di SBI adalah dengan tujuan memberikan makna dan hasil yang lebih baik dari dua pilar kemajuan SBS. dimana pilar itu adalah learning process dan financial, yang harus dimiliki setiap instruktur dan tim manajemen. Supaya mereka memiliki alas an yang kuat dan segera berbuat lebih dari yang mereka miliki saat ini.
Sembari meng-copy apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya tentang memaksimalkan semua potensi diri dan jasad mereka untuk dijual kepada Allah dan ditukar dengan syurga seperti yang tertulis di Q.S. Ali Imran ayat 111 “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?” Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
Dimana motivasi memaksimalkan semua potensi diri dan jasad mereka untuk dijual kepada Allah dan ditukar dengan syurga ini diimbangi dengan proses pembelajaran yang terbaik dimasa itu hingga hari ini salah satunya adalah dengan memaparkan kasus dan diskusi yang sarat dengan mengajak para sahabat untuk berfikir dan mengobarkan semangat didalam dada mereka.
Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasul kepada sahabatnya yang disabdakan oleh Allah SWT. Dalam Al-A’raf 176 “Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
Motivasi lainnya yang Rasulullah gunakan membuat para sahabat semakin aggressive dan tetap belajar adalah dengan menjadikan mereka sebagai orang-orang yang mengajarkan ilmu dan kemudian mereka tetap belajar.  Dengan demikian mereka siap menjadi pembalajar sejati yang mempercepat kemampuan mereka untuk siap men-dunia, yang menjual diri mereka di jalan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT. Yang diajarkan oleh Rasulullah di surah Ali Imran 79 “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
Saya lanjutkan dengan meminta semua mahasiswa SBI untuk menuliskan 10 besar cita-cita yang paling mereka inginkan. Hal ini saya lakukan untuk membuat mereka merasakan dalam diri mereka yang menjadi alasan yang kuat untuk hidup lebih baik dan lebih hebat. Karena hari ini adalah milik orang yang memiliki mimpi, cita-cita dan langkah nyata hari ini juga. Tanpanya mereka akan terlindas oleh rutinitas mereka sebagai instruktur dan tim manajemen yang pekerjannya hanya “ngajar” dan “ngantor”. Seharusnyalah mereka juga mampu memaknai hidup mereka dengan lebih baik, lebih hebat dari semua yang mereka miliki dan capai saat ini.  The Power Of What!
Berikutnya saya bertanya mereka, apakah mereka mau menjadi Instruktur kelas dunia, sebagaimana di perkuliahan SBI sebelumnya yang saya berikan, dengan membedah buku karangan Prof. Rhenald Kasali yang berjudul Myelin, tentang rahasia orang-orang hebat yang tidak sekedar bakat namun usaha yang sungguh-sungguh menjemput takdirnya untuk memiliki prestasi mendunia.
Semisal Bung Karno yang menorehkan sejarah dunia sebagai Presiden pertama bagi Indonesia dan menjadi “Presiden” pertama Kongres Asia-Afrika. Dengan retorika yang menawan disertai dengan diksi-diksi pilihan yang kuat menambah karisma sang presiden dihadapan masyarakatnya dan masyarakat dunia. Membuat semua kita bangga dan tidak pernah dilupakan oleh dunia. Apakah itu tanpa planning? Jelas tidak! Semua yang dilakukan bung Karno by planning dan proses yang terus menerus hingga menembus batas kemampuannya. Dan masih banyak tokoh lainnya yang mendunia bukan sekedar bakat namun lebih dari itu.
Maka mereka saya minta untuk menuliskan mereka ingin menjadi instruktur kelas dunia seperti apa, dibidang apasaja, kira-kira dimana karirnya dimulai, dimana belajarnya, siapa saja yang akan mengajari dan mendukung keninginan mereka itu, dan tidak kalah penting adalah kapan mereka akan menjadi pembicara yang mendunia itu?
Masih dengan pertanyaan yang sama, apakah mereka ingin menjadi instruktur kelas dunia? Atau menjadi guru yang mendunia? dan sekali lagi mereka mengatakan yes sir! Dengan semangat mereka menginginkan menjadi Instruktur kelas dunia seperti beberapa pembicara dan pelatih dari Indonesia yang mendunia dalam berbagai seminar dan pelatihan nasional dan internasional.
The Power of How Selanjutnya, saya meminta mereka untuk menuliskan beberapa jalan atau cara mereka untuk menjadi Instruktur Kelas Dunia. Ini sesuai dengan inspirasi yang saya ambil dari beberapa ayat Al-Qur’an yang saya sampaikan diatas, dengan kesimpulan bahwa, setiap orang Islam sebenarnya sudah ditakdirkan untuk memiliki potensi kelas dunia. Yang telah dibuktikan dari masa kemasa. Dan dengan membaca sejarah umat Islam masa lalu yang namanya eksis hingga saat ini.
 Dan kemudian saya bertanya dengan pertanyaan anda ingin kaya?  Mereka serentak bilang “ya!” kaya didapakan dari SBS? yang agak membuat mereka tersenyum dan menyatakan “ahh bagaimana bisa?” disini saya berfikir, bahwa mereka harus menjadi kaya seperti tokoh yang mempunyai keberlimpahan harta di usia 25 tahun, beliaulah Rasulullah, dan keberlimpahan itu mereka  akan mereka dapatkan dari SBS.
Mungkin memang kita telah memiliki alas an yang kuat dan perencanaan yang banyak dan matang untuk menjadi instruktur dan manajer kelas dunia, namun jika tidak mengetahui bagaimana cara untuk mewujudkan semua yang kita benar-benar inginkan maka itu hanya sekedar mimpi, bunga tidur dan masih belum nyata.
Dan walaupun semua proses dan perencanaan kita telah rancang, namun tanpa mengetahuhi bagaimana caranya, maka jelas itu hanya berupa rencana yang akan menemui terlampau banyak kegagalan yang seharusnya bisa diminimalisir dengan mengetahui caranya.
Namun kalau kita membaca buku referensi yang saya baca dan kisah nyata dari para tokoh maka ada rumus yang menarik dari beberapa penelitian bagaimana banyak manusia menjemput prestasi kelas dunianya yaitu dengan berlatih secara mendalam dan terukur bersama ahlinya selama minimal 1000 kali.
Maka syarat inilah yang harus ditempuh oleh semua orang termasuk instruktur dan para manajer di SBS yang ingin menjadi instruktur dan manajer kelas dunia. Yaitu memiliki waktu mengajar selama 1000 kali dengan hasil yang terukur dan didampingi oleh pelatih yang ahli dalam mengajar. Dan juga manajer memiliki 1000 kali dari semua pekerjaannya secara mendalam, terukur dan didampingi oleh ahli manajemen. Dan sebenarnya inilah yang sedang berlangsung dan terus berproses di Sang Bintang School.
Epilog
Semua yang kita lakukan hari ini di Sang Bintang School  adalah dalam rangka berlomba dan berpacu dengan waktu untuk menjemput prestasi kelas dunia itu, yang sudah tentu secara personal kita memiliki alasan yang kuat, perencanaan yang semakin matang dan siap untuk berlatih dengan sunggung-sungguh dan mendalam minimal 100 kali serta terus belajar dari orang yang pernah menorehkan prestasi dunianya, yang tentunya untuk meraih prestasi kelas dunia. Wallahu’alam bishowab

0 komentar:

Posting Komentar